Rabu, 31 Desember 2008

Partai Bulan Bintang Gugat UU Pilpres


Partai Bulan Bintang Gugat UU Pilpres

Liputan6.com, Jakarta: Partai Bulan Bintang di Jakarta, Selasa (2/12), mengajukan uji materi terhadap Undang-undang Pemilihan Presiden atau Pilpres. Ada beberapa pasal dalam undang-undang tersebut yang dinilai membatasi hak partai pimpinan Yusril Ihza Mahendra tersebut. Adapun calon presiden lainnya, Sutiyoso, sebelumnya juga mengajukan uji materi yang sama.

Penentuan syarat minimum 20 persen perolehan suara untuk mencalonkan presiden serta penentuan waktu pilpres setelah pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD, menurut Partai Bulan Bintang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945

Calon presiden dari PBB, Yusril Ihza Mahendra, mengatakan UUD 1945 memberikan peluang kepada setiap partai politik untuk mengusung kandidat tanpa dibatasi syarat perolehan kursi di legislatif. Aturan tersebut dianggap sebagai upaya dominasi oleh kelompok mayoritas dalam konstitusi di Indonesia.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)

Kritik akhir tahun untuk SBY


Kritik akhir tahun untuk SBY

JAKARTA - Akhir tahun 2008 ditandai dengan berbagai kritik atas performa pemerintahan Presiden SBY. Dari soal pemberantasan korupsi hingga kinerja Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, kritik tajam dihujamkan. SBY terus didesak agar perbaiki kinerja pada sisa waktu yang ada.

Dalam hal pemberangusan korupsi, Ketua Lembaga Studi Kapasitas Nasional (LSKN) Hartojo Wignjowijoto mengingatkan pemberantasan korupsi di Indonesia diduga telah 'diperalat' Presiden SBY sebagai alat politik untuk tebar pesona pada Pilpres 2009. Padahal pemberantasan korupsinya pun baru sebatas 'kulit pisang' alias di permukaan.

"Iya untuk promosi supaya dipilih kembali. Sebab tidak ada presiden di Indonesia yang memberantas korupsi," kata Hartojo dalam sebuah diskusi di Jakarta.

Pemberantasan korupsi dalam masa pemerintahan SBY dinilai tidak sampai menebang akar korupsi. "Namun memang mengesankan, misalnya ketika SBY membiarkan besannya sendiri, Aulia Pohan, ditangkap oleh KPK," ujar Hartojo.

Sementara pengamat ekonomi, Faisal Basri menilai krisis energi masih menghantui bangsa ini di era SBY. Faisal mengkritik ketidakbecusan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam menangani permasalahan energi nasional. Dia meminta Presiden SBY untuk segera memberhentikan Menteri Energi dan Sumber Daya Miniral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro dari kabinetnya.

Karena, menurut Faisal, dengan tetap berperannya orang yang tidak memiliki ideologi dalam kabinet, secara tidak langsung ia akan mengotori pemerintahan yang sedang berjalan."Saya yakin dia (Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro-red) itu kotor, dan siapa yang melindungi atau membiarkan 'hantu' itu tetap di kabinet, dia juga ikut kotor. Jadi SBY ikutan kotor juga jika tetap mempertahankannya," tandas Faisal Basri terpisah.

Sikap Purnomo yang dengan santainya menanggapi keluhan masyarakat terhadap mahalnya harga elpiji pun sungguh sangat menyedihkan. Di mata Faisal, Purnomo telah lepas tanggung jawab terkait langkanya elpiji. "Apalagi Purnomo mengatakan bahwa pemerintah telah menyerahkan sepenuhnya mekanisme harga elpiji nonsubsidi tersebut ke Pertamina," tandas Faisal.

Seharusnya pemerintah bisa berperan langsung untuk perbaikan sistem energi nasional yang saat ini sedang tidak stabil. Para analis mencatat, sepanjang kepemimpinan Purnomo Yusgiantoro sebagai Menteri ESDM, terbukti ia juga tidak pernah beres dalam mengurusi listrik. "Itu juga si Evita Legowo, Dirjen Migas, apa maksudnya menyatakan bahwa bukan tugas pemerintah yang menetapkannya. Gila saja orang seperti itu masih dibiarkan dalam kabinet," cetus Faisal.

Para pengamat mengharapkan pemerintah bersikap tegas dan efisien dalam mengatasi permasalahan krisis keuangan global yang sedang terjadi. Berdasarkan fundamental perekonomian yang ada, para analis yakin seharusnya pemerintahan sekarang bisa mensejahterakan rakyatnya. Masalah ekonomi dipersepsikan publik menjadi persoalan terbesar yang tidak bisa diatasi duet SBY.

Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) pimpinan Umar S Bakry akhir tahun ini menunjukkan bahwa masyarakat merasa masalah ekonomi belum bisa diatasi dengan baik oleh pemerintahan SBY. Publik dan pengamat mendesak agar pemerintahan SBY mampu memperbaiki perekonomian pada 2009 agar demokratisasi tak sekedar ritual yang melelahkan.


Waspada.co.id| Tuesday, 30 December 2008 14:58 WIB

Selasa, 28 Oktober 2008

M Zainul Majdi, Gubernur Termuda di Indonesia



M. Zainul Majdi,
36 Tahun Sudah Menjadi Gubernur
Tolak Pengadaan Mobil Dinas Baru

[ Jawa Pos, Selasa, 28 Oktober 2008 ]



Umur M. Zainul Majdi baru 36 tahun. Tapi, karena kiprah dan pengaruhnya di masyarakat, dia akhirnya terpilih menjadi gubernur NTB (Nusa Tenggara Barat). Pada 17 September lalu, dia dilantik Mendagri. Mungkin, dialah gubernur termuda di Indonesia saat ini.



Zainul Majdi lahir di Pancor, Lombok Timur, pada 31 Mei 1972. Ketika pilgub di NTB, dia berpasangan dengan Badrul Munir, kelahiran Sumbawa 11 Agustus 1954.

Nama Majdi mulai populer di kalangan masyarakat NTB ketika dia kembali ke daerahnya setelah menempuh program magister Jurusan Tafsir Hadis dan Ilmu Alquran Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, pada 1999.

Majdi yang lebih populer dengan nama Tuan Guru Bajang itu lantas masuk ke dunia politik. Pada Pemilu 2004, dia berhasil melenggang ke kursi DPR RI melalui Partai Bulan Bintang (PBB).

Majdi populer di mata masyarakat NTB, salah satunya, karena dia merupakan cucu ulama paling karismatis di Lombok, Almagfurullah Syekh TGKH Zainuddin Abdul Majid atau yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru Pancor.

Setelah kakeknya meninggal dunia pada 1997, Majdi diangkat sebagai ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PB NW), organisasi massa Islam terbesar di NTB yang didirikan Tuan Guru Pancor.

Di bawah kepemimpinan Majdi, NW tumbuh dengan pesat. Tidak kurang dari 700 lembaga pendidikan dan sosial berada di bawah naungan organisasi itu. Lembaga-lembaga tersebut tidak hanya tersebar di NTB. Di beberapa daerah lain di Indonesia pun ada. Misalnya, DKI, Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Barat (Kalbar), Sulawesi Selatan (Sulsel), Bali, hingga Kepulauan Batam.

Sosok Majdi yang seorang ulama memberikan warna tersendiri dalam jajaran birokrasi di Pemprov NTB di awal masa kepemimpinannya. Gebrakan pertama yang dia lakukan, memperbaiki moral birokrat dengan menerapkan kegiatan imtaq (iman dan taqwa) ketika Jumat.

Selain itu, setiap duhur, Majdi mengimami sendiri jamaah di masjid lingkungan Pemprov NTB. Majdi juga memiliki komitmen yang kuat dalam memberantas korupsi. Bahkan, dia menyatakan, pemberantasan korupsi, khususnya di jajaran birokrasi, merupakan program prioritas di masa kepemimpinannya. Komitmen itu tidak terbatas hanya dalam ucapan. Majdi membuktikannya dengan sejumlah gerakan konkret. Salah satunya, memfasilitasi penandatanganan MoU (nota kesepahaman) antikorupsi antara BPKP Perwakilan Denpasar, Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB, dan Polda NTB.

Majdi juga berkomitmen tidak akan melindungi bawahannya yang terlibat kasus korupsi. Ini dia buktikan dengan mencopot salah satu pejabatnya, Hj Bq Maghdalena dari jabatan kepala Dikes NTB setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi.

Pencopotan itu dilakukan Majdi pada mutasi eselon II dan III dua pekan lalu. Mutasi ini juga menjadi istimewa karena seluruh pejabat yang dilantik diwajibkan lebih dulu menandatangani Pakta Integritas. Salah satu isinya, kesiapan pejabat itu untuk langsung mengundurkan diri dari jabatannya jika namanya dikait-kaitkan dengan kasus korupsi.

"Gubernur tidak akan pernah menjadi benteng para koruptor,'' tandas Majdi.

Di awal masa kepemimpinannya, suami Hj Rabiatul Adawiyah itu juga menunjukkan kesederhanaannya. Hal ini terlihat saat Majdi menolak pengadaan mobil dinas baru dan lebih memilih menggunakan mobil lama, sisa dua gubernur sebelumnya. Dia bahkan hanya mau menerima sebuah mobil Kijang Innova untuk mendukung mobilitasnya turun ke kabupaten atau kota di wilayahnya.

Di awal masa kepemimpinannya, Majdi membuat gebrakan dengan mengusulkan penganggaran dana pendidikan 20 persen dalam APBD tahun 2009.

Dengan APBD NTB yang kurang dari Rp 1 triliun, gebrakan ini dinilai banyak kalangan terlalu berani. Namun, Majdi bergeming. Untuk mengatasi minimnya anggaran di sektor lain, sejumlah anggaran yang tidak perlu akan dipangkas. Terutama anggaran pengadaan barang dan jasa untuk menunjang kegiatan aparatur pemerintahan. Bahkan Majdi berkomitmen tidak akan ada lagi pengadaan mobil dinas baru, kecuali untuk mengganti mobil dinas yang sudah tidak bisa dimanfaatkan. (mesa muslih/jpnn/kum)

Selasa, 21 Oktober 2008

Ubah Strategi Kampanye



PBB UBAH STRATEGI KAMPANYE


[ Jawa Pos, Selasa, 21 Oktober 2008 ]

SURABAYA - Pemilu 2004 menjadi pelajaran berharga bagi PBB Jatim. Kini, mereka mulai mengevaluasi strategi kampanye politiknya. "Intinya, kami akan mengubah metode kampanye yang kami gunakan. Kami akui pada Pemilu 2004 lalu, ada kekurangan. Maka, kami akan tampil dengan cara baru," kata Ketua KAPPU (Komite Aksi Pemenangan Pemilu) DPW PBB Jatim Sukanto Sumodinoto.

Masalah itu dibahas dalam agenda silaturahmi dan konsolidasi caleg DPRD-DPR dari PBB yang diadakan DPW PBB Jatim di gedung PTDI Sabtu lalu (18/10). Metode apa yang disiapkan? Salah satunya adalah penggunaan metode persuasif.

"Pada 2004 lalu, sebagian besar caleg kami mengandalkan kampanye edukatif. Itu sebenarnya tidak efektif untuk meraup suara," katanya. Selain itu, kata Sukanto, PBB meminta agar seluruh caleg menggunakan berbagai media sebagai bahan kampanye. "Sekarang kampanye tidak bisa hanya konvensional. Tapi, juga menggunakan teknologi yang ada," katanya.

Meski optimistis, PBB tetap berusaha realistis. Mereka akan memberikan prioritas lebih kepada daerah-daerah yang masuk kategori basis. Di antaranya, sebagian wilayah Madura, Jember, Lamongan, serta beberapa daerah di wilayah Mataraman. Meski demikian, bukan berarti PBB akan melepas daerah lain. "Kita tetap akan masuk. Sebab, target utama DPP adalah jangan sampai kami gagal mencapai electoral threshold (ET) seperti 2004 lalu," jelas Ketua Bidang Hukum KAPPU DPW PBB Jatim M. Syaaf.

Dalam Pemilu 2009, PBB tidak terlalu memasang banyak caleg. Untuk tingkat provinsi, PBB hanya mendaftarkan 51 caleg yang disebar di 11 dapil. Untuk kursi DPR, PBB hanya menempatkan 38 caleg. "Prinsip kami, meski tidak banyak, tapi merata. Sehingga, mesin partai bisa lebih optimal memenangkan calon di dapil masing-masing," ujarnya. (ris/oni)

Rabu, 10 September 2008

Yusril Jadi Capres Bangkitkan Semangat PBB



Yusril Jadi Capres

Bangkitkan Semangat PBB



Pangkalpinang (ANTARA News) - Yusril Ihza Mahendra yang diproyeksikan menjadi calon presiden (capres) dari Partai Bulan Bintang (PBB), akan membangkitkan semangat juang para kader partai tersebut untuk memenangkan Pemilu 2009.

"Mengusung Yusril menjadi capres berarti membangkitkan semangat juang kader PBB, karena perjuangan sudah memiliki landasan tujuannya yang jelas menghantarkan Yusril menjadi presiden," ujar Wakil Ketua komisi I DPR-RI, Yusron Ihza di Pangkalpinang, Jumat.

Yusron menilai kakaknya tersebut (Yusril-red) adalah seorang bintang film sekaligus tokoh nasional yang disegani di pentas politik nasional. Popularitasnya cukup tinggi yang bisa mengangkat perolehan suara PBB sekaligus layak bersaing dengan capres dari partai lain.

Menurut dia, pamor dan ketokohan Yusril akan menjadi kekuatan bagi internal PBB untuk merebut suara terbanyak pada Pemilu 2009. Namun pertarungan Pemilu 2009 sangat berat dibanding pemilu sebelumnya karena menghadapi puluhan partai politik yang kekuatannya tidak bisa dipandang sebelah mata.

"Namun kami optimistis perolehan suara secara nasional pada Pemilu 2009 akan lebih banyak ketimbang pemilu sebelumnya. Jika pada Pemilu 2004 PBB hanya memperoleh 2,9 juta suara secara nasional, maka pada Pemilu 2009 kami menargetkan 3,5 juta juta suara secara nasional," ujarnya.

Partai PBB, kata dia, harus mampu mencapai 3,5 juta suara untuk mencapai target 2,5 persen suara secara nasional, sehingga PBB berhak mengusung calon presiden pada Pemilu 2009.

"Kami mengakui, untuk mencapai target 2,5 persen tidak lah mudah karena penuh tantangan, namun tetap optimistis karena kami sudah punya strategi yaitu harus mampu merebut dan mendongkrak suara di daerah yang jumlah penduduknya banyak. Ini harus kami perjuangkan dan kader PBB sudah melaksanakan strategi itu," ujarnya.

Disinggung perolehan suara PBB di Babel pada Pemilu 2009, Yusron cukup optimistis bisa menjadi nomor satu karena PBB di Babel cukup solid dan kuat.

"Pada Pemilu 2004, PBB di Babel berhasil mengumpulkan suara terbanyak dan saya yakin pada Pemilu 2009 PBB tetap menjadi pilihan masyarakat. Ditambah lagi diusungnya Yusril Ihza Mahendra sebagai calon presiden dari PBB yang notabenenya adalah putra asli Bangka Belitung, ini cukup berpengaruh dalam mendongkrak suara PBB di Babel," katanya.(*)

COPYRIGHT © 2008

Minggu, 07 September 2008

Gus Dur Dukung Yusril Maju Pilpres



Gus Dur Dukung Yusril Maju Pilpres

Inilah.com, 06/09/2008 17:00

Abdurrahman Wahid


INILAH.COM, Jakarta - Ketua Dewan Syuro PKB Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengisyaratkan dukungannya kepada Ketua Majelis Syura PBB Yusril Ihza Mahendra dalam kompetisi pilpres 2009. Itu juga jika Gus Dur tidak maju di Pilpres 2009.

"Saya harus mendukung (calon) yang lain dan yang paling dekat dengan saya adalah Yusril," kata Gus Dur usai menerima kunjungan Yusril di kantor PBNU Jakarta, Sabtu (6/9).

Mantan presiden RI ke-4 itu menjelaskan pada awalnya dirinya memang berniat untuk maju lagi sebagai capres di 2009. "Tadinya saya mau maju, tapi oleh KPU dilarang," ujarnya.

Sementara itu Yusril Ihza Mahendra menyatakan perbincangannya dengan Gus Dur tersebut memang berkisar soal pencalonan dirinya di pilpres 2009 selain bersilaturahim dengan tokoh NU itu. "Kami sudah kenal lama dan menjadi sahabat baik sejak lama dan telah saling membantu sejak 1999," katanya.

Pada 1999 saat dilakukannya sidang istimewa MPR, Yusril pernah mencalonkan diri sebagai capres bersama Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri. Namun saat itu dia mengundurkan diri dan menyatakan dukungannya kepada Gus Dur.

Mantan Mensesneg itu juga mengatakan dengan adanya dukungan Gus Dur itu, maka dirinya semakin optimis untuk maju dalam Pilpres mendatang. "Insya Allah kita maju terus pantang mundur," ujarnya.[*/L8]

Capres Alternatif atau Politik Balas Budi?


Pengamat:

Gus Dur Dukung Yusril

Politik Balas Budi

Tempo Interaktif, Sabtu, 06 September 2008 | 20:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Guru Besar Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga Surabaya, Kacung Marijan, menyatakan dukungan Abdurahman Wahid atau Gus Dur terhadap Yusril Ihza Mahendra bisa diartikan sebagai upaya memunculkan tokoh alternatif. Di sisi lain, dukungan ini juga bisa diartikan sebagai politik balas budi Gus Dur yang tujuh tahun lalu yang didukung Yusril menjadi Presiden.

"Selama ini masyarakat tahunya Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati yang paling kuat sebagai calon presiden, Gus Dur hendak memberikan ruang untuk calon alternatif," kata Kacung yang dihubungi Tempo, Sabtu (6/9). Dukungan ini juga disinyalir Kacung sebagai upaya Gus Dur mengalihkan dukungan masa Partai kebangkitan Bangsa ke Yusril. "Karena Gus Dur sendiri kemungkinan maju sebagai calon presiden kecil," ujar dia.

Hal ini, ia menambahkan, dilatarbelakangi oleh keputusan Mahkamah Agung yang menetapkan kepengurusan Muhaimin Iskandar atau PKB versi Muktamar Ancol sebagai pengurus yang sah dan berhak mengikuti Pemilihan Umum 2009. Adapun PKB versi Abdurrahman Wahid pada posisi yang kalah dalam mendapatkan legitimasi pengelenggara Pemilu dalam hal ini KPU.

"Gus Dur maju sendiri pun secara realitas berat,," ujarnya. Langkah Gus Dur mendukung Yusril, menurut Kacung lagi, memang lebih pada memunculkan Yusril sebagai tokoh alternatif. "Dukungan sesungguhnya seperti apa, semua menunggu hasil pemilihan legislatif," kata dia.

Yusril Ihza sore tadi datang ke Kantor Nahdlatul Ulama di Jalan Kramat Raya, Jakarta. Di sana ia menemui Gus Dur dan berdiskusi sekitar dua jam. Yusril mengaku, setelah menemui Gus Dur, pencarian dukungan akan diteruskan ke Persiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Gus Dur Dukung Yusril Sebagai Capres


Gus Dur Siap Dukung Yusril
Sebagai Capres 2009

[Jawa Pos, Minggu, 07 September 2008 ]

JAKARTA - Calon presiden (capres) dari Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mulai mengadakan safari politik. Kemarin (6/9) dalam rangka mencari dukungan, mantan menteri sekretaris negara tersebut sowan kepada Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Yusril datang ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU), Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, sekitar pukul 16.00. Selain bersilaturahmi, pertemuan tersebut diakui untuk meminta restu maju menjadi calon presiden 2009. ''Setelah ngobrol dengan Gus Dur, saya cerita kalau mau maju menjadi calon presiden. Gus Dur menjawab, iya bagus,'' kata Yusril usai pertemuan dengan Gus Dur.

Apakah itu bentuk dukungan dari Gus Dur? Meski belum pasti, Yusril menilai ada sinyal positif dukungan dari mantan ketua umum PB NU tersebut. Karena itu, dia juga mengutip pernyataan Gus Dur dalam perbincangan tersebut. ''Beliau bilang, kalau saya tidak bisa, situ (Yusril) saja yang maju,'' ungkapnya.

Yusril kembali menceritakan, pada Sidang Istimewa MPR 1999, dirinya pernah mencalonkan diri sebagai capres bersama Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri. Namun, saat itu dirinya mengundurkan diri dan menyatakan mendukung Gus Dur. Dia mengungkapkan, dirinya ikhlas mendukung Gus Dur saat itu. ''Dan saya harap Gus Dur ikhlas mendukung saya sekarang,'' tegas mantan ketua umum DPP PBB tersebut.

Dengan sinyal dukungan dari Gus Dur itu, Yusril mengaku semakin mantap untuk maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2009. Menurut dia, latar belakang pendidikan, usia, kompetensi, serta modal pengalaman sudah dimiliki dengan maksimal.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Dur juga mengisyaratkan dukungannya kepada Yusril. Menurut mantan ketua umum PB NU itu, pencalonan dirinya sebagai presiden masih dihambat Komisi Pemilihan Umum (KPU). PKB telah mendeklarasikan Gus Dur sebagai capres dalam Pilpres 2009. ''Sebelumnya saya mau maju, tapi oleh KPU dilarang,'' ujarnya.

Karena itu, jika KPU tetap tidak meloloskannya sebagai capres 2009, Gus Dur menyatakan akan mendukung Yusril. ''Saya harus mendukung (capres, Red) yang lain. Dan yang paling dekat dengan saya adalah Yusril,'' tegas Gus Dur.(cak/tof)



Gus Dur Isyaratkan Dukung Yusril
Kompas, Sabtu, 6 September 2008 | 17:19 WIB

JAKARTA, SABTU - Ketua Dewan Syuro PKB Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengisyaratkan dukungannya kepada Ketua Majelis Syura PBB Yusril Ihza Mahendra dalam Pilpres 2009.

Kepada pers seusai menerima kunjungan Yusril di kantor PBNU Jakarta, Sabtu (6/9), Gus Dur mengatakan apabila dia ternyata tidak bisa mencalonkan diri di pilpres 2009, maka tentunya dia harus memberikan dukungan kepada kandidat lainnya yang maju sebagai capres. "Saya harus mendukung (calon) yang lain dan yang paling dekat dengan saya adalah Yusril," ujarnya.

Gus Dur menjelaskan pada awalnya dirinya memang berniat untuk maju lagi sebagai capres di 2009. "Tadinya saya mau maju, tapi oleh KPU dilarang," ujarnya.

Sementara itu Yusril Ihza Mahendra menyatakan perbincangannya dengan Gus Dur tersebut memang berkisar soal pencalonan dirinya di pilpres 2009 selain bersilaturahim dengan tokoh NU itu. "Kami sudah kenal lama dan menjadi sahabat baik sejak lama dan telah saling membantu sejak 1999," katanya.

Pada 1999 saat dilakukannya sidang istimewa MPR, Yusril pernah mencalonkan diri sebagai capres bersama Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri. Namun saat itu dia mengundurkan diri dan menyatakan dukungannya kepada Gus Dur.

Mantan Mensesneg itu juga mengatakan dengan adanya dukungan Gus Dur itu, maka dirinya semakin optimis untuk maju dalam Pilpres mendatang. "Insya Allah kita maju terus pantang mundur," ujarnya.



Senin, 01 September 2008

PBB target 10%


PBB Target Satu Kursi Tiap Dapil
(Harian Fajar, 31 Aug 2008)

PARTAI Bulan Bintang (PBB) tak memasang target muluk-muluk pada Pemilu 2009. Secara nasional partai yang berasas Islam ini hanya menargetkan 10 persen suara. Maklum, persaingan bakal lebih berat dengan semakin banyaknya peserta pemilu.Khusus untuk Sulsel, target PBB juga terkesan lebih realistis. Untuk kursi DPR RI, misalnya, PBB hanya menargetkan tiga kursi. Masing-masing daerah pemilihan (Dapil) hanya diharapkan menyumbangkan minimal satu kadernya ke DPR RI.

Ketua DPW PBB Sulsel Syaiful Kasim, Sabtu, 30 Agustus, mengaku mengandalkan kader PBB dan caleg eksternal untuk mewujudkan target tersebut. Seperti parpol lain, PBB juga membuka keran bagi nonkader untuk menjadi caleg DPR RI.

Salah satu caleg DPR RI yang diharapkan tembus adalah Rahman Pillang. Tokoh pendidik dari Muhammadiyah itu akan bertarung dari Dapil Sulsel 3. Mantan Bupati Bone Andi Syamsoel Alam juga menjadi andalan dari Dapil Sulsel 2.

Partai Bulan Bintang yang menggunakan nomor urut 27 pada Pemilu 2009 termasuk paling perhatian pada perempuan. Buktinya, PBB adalah satu di antara sedikit partai yang memberi kesempatan kepada perempuan untuk menjadi caleg nomor urut 1.

Caleg tersebut adalah Hj Nuraini Rahman. Mantan calon wakil bupati Kutai Timur itu akan bertarung memperebutkan satu kursi di DPRD Sulsel. Nuraini akan bertarung di Dapil IV yang meliputi Maros, Barru, Pangkep, dan Parepare.

Di DPRD Provinsi Sulsl, PBB berharap meraih tujuh kursi sesuai Dapil yang ada. Pada Pemilu 2004, PBB hanya kebagian satu kursi. Zulkipli adalah satu-satunya anggota DPRD Sulsel dari Partai Bulan Bintang.

Target serupa juga dicanangkan untuk DPRD kabupaten/kota. Sebagai partai yang terbilang sudah berpengalaman, PBB akan memanfaatkan simpul-simpul yang telah terbangun selama ini. Aktivis Islam menjadi andalan PBB di Pemilu 2009.(sap)

Senin, 25 Agustus 2008

Inu Kencana Syafie



Inu Kencana Syafie
Jadi Jurkamnas Partai Bulan Bintang



Jakarta – Surabaya Post| (Senin 11/08/2008)

Mantan dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Inu Kencana Syafiie didaulat jadi juru kampanye nasional (jurkamnas) Partai Bulan Bintang (PBB). Inu memang ditetapkan menjadi calon anggota legislatif (caleg) PBB nomor urut 1 di daerah pemilihan (dapil) Sumatera Barat II yang meliputi Payakumbuh dan Bukit Tinggi.

“Saya diminta menjadi anggota tim kampanye nasional. Rencananya saya akan keliling daerah untuk menyosialisasikan PBB,” ujar pembongkar borok IPDN yang sempat ditolak saat melamar jadi caleg Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.

Inu yang juga pernah melamar jadi caleg PKB itu optimistis PBB bisa meraih 10 persen suara di Pemilu 2009. Menurut dia, PBB sangat menjauhi praktik money politics dibandingkan parpol lain yang sering menggunakan uang untuk memperoleh suara.

“Salah satu alasan saya memilih nyaleg di PBB karena dia tidak pernah minta uang kepada saya. Begitu pun sebaliknya, saya tidak pernah minta uang kepada PBB,” ungkap caleg yang minta masuk Komisi II –yang membawahi bidang Depdagri– bila lolos ke Senayan agar bisa mengkritisi praktik busuk di lembaga tersebut. (mer, ins)

Sabtu, 23 Agustus 2008

Film Laksamana Cheng Ho

PENAYANGAN LAKSAMANA CHENG HO

Bismillah ar-Rahman ar-Rahim

IMG_2949Seperti telah diberitakan sebelumnya Film Serial Laksamana Cheng Ho telah ditayangkan episode pertamanya di Metro TV malam minggu yang lalu. Selanjutnya film serial ini akan mengudara setiap malam minggu pukul 21.30 WIB. Beberapa stasiun televisi lokal juga ada yang merelay siaran Metro TV, sehingga mereka yang tidak memiliki parabola atau berlangganan TV kabel di berbagai daerah yang tak terjangkau siaran, dapat pula menyaksikan tayangan fim ini. Makin banyak yang menyaksikan, bagi saya akan makin bagus. Insya Allah, dvd film serial ini juga akan diproduksi, usai tayangan tiap episode di Metro TV. Dengan demikian, mereka yang tidak sempat menonton televisi, dapat menyaksikannya melalui DVD di tempat masing-masing.

Promosi film serial ini telah dilakukan baik oleh Metro TV maupun oleh produser. Saya menyaksikan beberapa iklan yang muncul di harian ibu-kota. Metro TV juga menayangkan iklan pemutaran film ini. Acara Kick Andy juga secara khusus menampilkan beberapa pemain film ini, khususnya artis dari negeri kita sendiri, yakni Slamet Rahardjo, Nurul Arifin, Betharia Sonata dan saya sendiri. Artis China, Hong Kong dan Thailand yang juga memainkan peranan penting dalam film serial ini, tak sempat dihadirkan. Maklumlah mereka tinggal di negara mereka masing-masing. Mereka juga tidak pandai berbahasa Indonesia, sehingga sulit juga untuk tampil dalam acara Kick Andy. Namun sebagai promo, saya kira, apa yang dilakukan melalui acara Kick Andy sudah lumayan juga. Setidaknya para penonton di tanah air, memperoleh informasi mengenai latar belakang pembuatan film ini, serta pesan yang ingin disampaikan melalui kisah yang difilmkan.

Seperti pernah saya kemukakan dalam artikel sebelumnya di blog ini, film serial Laksamana Cheng Ho atau Admiral Zheng He, mengisahkan perjalanan hidup sang laksamana sejak lahir sekitar IMG_2784tahun 1370 Masehi hingga wafat di tahun 1432. Cheng Ho yang nama aslinya adalah Ma He – dalam Bahasa Arab adalah Muhammad Siddiq – lahir dari keluarga Cina Muslim kebanyakan di Provinsi Yunnan, dekat perbatasan Vietnam sekarang ini. Ayahnya yang bernama Ma Hazi atau Haji Ma adalah pemuka sebuah kampung. Dalam situasi yang bergolak Ma Hazi didaulat oleh penduduk sekitar untuk memimpin perlawanan terhadap Kaisar Ming yang kedua, dan beliau tewas dalam sebuah pertempuran. Ma He kecil, sangat sedih dengan kematian ayahnya dan sangat prihatin dengan ibu dan dua adik perempuannya yang ditawan dan akan dibunuh. Sebab itulah, dia merelakan dirinya untuk dikebiri, dengan imbalan ibu dan dua adiknya dibebaskan. Jendral Poh Yu Te yang memimpin pasukan Ming di Yunan, memenuhi permintaan Ma He. Dia dikebiri dan harus ikut menjadi abdi dalem istana. Ibu dan adik-adiknya dibebaskan.

Ma He yang taat menjalankan agama Islam dikenal sebagai kasim – sebutan bagi orang yang dikebiri – yang sangat rajin belajar dan berdisiplin tinggi. Berbeda dengan ayahnya yang berperang melawan IMG_2929Ming, Ma He ikut milisi untuk membela Ming. Karena prestasinya, dia diangkat menjadi pembantu terdekat Pangeran Ming Chui Ti, dan pindah ke sebuah puri – yang belakangan menjadi Kota Terlarang – di kota Beijing. Sejarawan China menyebutkan Ma He sering datang ke Mesjid Niuw Che, mesjid tertua di Beijing yang dibangun oleh dua imam dari Persia yang menyebarkan agama Islam ke China pada abad ke IX Masehi. Mesjid Niew Che yang masih ada sampai sekarang dan menjadi mesjid antik bergaya kelenteng adalah mesjid yang dilindungi oleh Pemerintah China, dan dijadikan sebagai monumen Islam di Negeri Tiongkok. Saya sendiri beberapa kali bersembahyang, termasuk sembahyang Jum’at di mesjid ini yang khutbah dan pengajiannya dilaksanakan dalam Bahasa Mandarin.

Di Beijing Cheng Ho akhirnya menjadi penasehat Pangeran Ming Chui Ti yang suatu ketika menjadi sangat marah, karena ayahnya menunjuk cucunya –yakni putra dari pangeran pertama yang wafat — menjadi kaisar. Ming Chui Ti adalah pangeran kedua yang menurut tradisi China akan menjadi kaisar jika pangeran pertama meninggal IMG_2937lebih dahulu. Kaisar baru, Chu Yu Wen, yang masih muda, ternyata banyak melakukan kekejaman, yang membuat Pangeran Ming Chui Ti tambah marah, sehingga akhirnya dia memberontak melawan Kaisar. Dia menunjuk Ma He sebagai panglima perang dan mempimpin penyerbuan dari Beijing ke Nanjing yang ketika itu menjadi ibukota Kekaisaran Ming. Menurut sejarawan China, jarak antara Beijing dengan Nanjing waktu itu dapat ditempuh dengan kuda yang berlari kencang selama 23 hari perjalanan. Dalam sejarahnya, Ma He memimpin 30 ribu pasukan menggempur Beijing selama tiga tahun, sampai akhirnya mereka memenangkan pertempuran. Pangeran Ming Chui Ti akhirnya berhasil merebut tahta. Dalam sejarah China, Ming Chui Ti dikenal dengan julukan Kaisar Yong Le atau Yung Lo, yakni kaisar terbesar dalam sejarah China. Ma He yang kemudian diberi marga baru Zheng atau Cheng– yang akhirnya memakai nama Zheng He atau Cheng Ho – praktis menjadi orang kedua di kekaisaran Ming. Ketika ibukota Ming pindah dari Nanjing ke Beijing dan membangun Forbidden City sekarang ini, maka Kaisar Yong Le mengendalikan pemerintahan dari Beijing dan Cheng Ho mengendalikan pemerintahan dari Najing sebagai wakil Kaisar. Peristiwa ini terjadi menjelang akhir hayat Kaisar Yong Le, setelah Cheng Ho kembali dari pelayaran yang ketujuh menjelajahi pantai timur benua Afrika.

Mengapa Cheng Ho berlayar mengarungi samudera luas sampai ke benua Afrika itu? Setelah Pangeran Ming Chui Ti merebut takhta, dia dan Cheng Ho masih memerlukan waktu beberapa tahun untuk Cheng Ho Jump 018menyatukan dan membangun ekonomi Tiongkok. Setelah semuanya berjalan, Kaisar bertanya kepada Cheng Ho, apa lagi yang harus mereka kerjakan. Cheng Ho menjawab, inilah saatnya kita membangun perdamaian dunia dan menjadikan Tiongkok sebagai pemimpin dunia. Untuk mencapai rencana itu, Cheng Ho mengusulkan agar Kekisaran Ming membangun armada angkatan laut yang besar dan kuat agar mereka dapat menjelajah dunia dalam membangun persahabatan, perdamaian dan kerjasama dengan bangsa-bangsa lain. Walaupun rencana ini ditentang oleh Menteri Keuangan Liu Taxia dan beberapa jenderal, namun Kaisar setuju. Kaisar memutuskan menunjuk Cheng Ho menjadi laksamana yang memimpin angkatan laut kekaisaran dengan misi membangun perdamaian dan menyelesaikan konflik di seluruh dunia. Sejak itu, Cheng Ho berubah dari panglima angkatan darat, menjadi panglima angkatan laut.

Enam tahun lamanya Cheng Ho membangun 320 armada dan merekrut 28.000 prajurit angkatan laut dan melatih mereka. Setelah semuanya siap, sebelum berlayar, Cheng Ho sengaja datang berziarah ke makam Saad bin Abi Waqqash – salah seorang sahabatCheng Ho Jump 023 Nabi Muhammad S.a.w yang ikut ke hijrah ke Negeri Habsyi dan wafat di Tiongkok — di Guang Zhou. Cheng Ho mungkin ingin mengenang sahabat Rasulullah itu karena beliau adalah salah seorang sahabat dekat Rasulullah yang berlayar begitu jauh dari Habsyi – Ethiopia sekarang ini – menuju daratan Tiongkok. Peristiwa itu terjadi sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Kisah tentang Saad bin Abi Waqqash ini mengindikasikan bahwa Islam telah disebarkan di Tiongkok pada saat Rasulullah S.a.w masih hidup. Walaupun makam Saad sampai sekarang masih misterius. Sebagian sejarawan mengatakan Saad kembali bergabung dengan Rasulullah di Madinah, namun sebagiannya lagi mengatakan tidak. Saad tak sempat ikut hijrah ke Madinah, sampai beliau wafat tetap berada di Guang Zhou.

Dalam sejarahnya, Laksamana Cheng Ho memimpin delapan kali missi muhibah pelayaran mengunjungi banyak negara di zaman itu. Dia sama sekali tak ingin menggunakan kekuatan militer untuk memaksa negara lain mengikuti kemauannya. Cheng Ho bersikap Lampung Cheng Ho 056persuasif mengajak negara-negara lain untuk menyelesaikan konflik secara damai. Dia berusaha mendamaikan antara Majapahit dengan Blambangan, antara Ayuttaya dengan Swarnabhumi, antara Majapahit dengan Melaka dan membantu banyak negara dengan bantuan teknis militer, perdagangan, industri, pertanian dan kesehatan. Cheng Ho juga membawa misi mengamankan laut, khususnya Selat Malaka, agar alur pelayaran timur dan barat dapat berjalan dengan lancar. Untuk itulah dia membantu Melaka membangun pangkalan angkatan laut, melatih militer Melaka dan menampatkan sekitar 600 penasehat militer di Bandar Melaka. Cheng Ho berhasil meyakinkan Melaka, bahwa Dinasti Ming dari Tiongkok takkan mengulangi ekspansi dan penjajahan – seperti pernah dilakukan Dinasti Yuan – yang pernah memaksa Ken Arok dari Kerajaan Kediri agar takluk kepada Tiongkok. Cheng Ho ingin membangun kemitraan dan kerjasama dengan negara lain, dengan tetap menghormati kedaulatan negara itu.

Di luar missi resmi yang diemban atas perintah Kaisar, Cheng Ho dan nakhoda kapal induknya Wang Ching Hong – yang makamnya ada di Semarang dan dikenal dengan sebutan Panembahan Dompu Awang atau Kiyai Jurumudi – membawa misi pribadi mereka untuk menyebarkan agama Islam. Raja Parameswara dari Melaka adalah raja Melaka pertama yang memeluk agama Islam atas ajakan Laksamana Cheng Ho. Sejak itu Parameswara mengganti namanya menjadi Sultan Iskandar Syah dan mengubah Melaka dari kerajaan Hindu menjadi kesultanan Islam. Wang Ching Hong setelah pelayaran ketujuh memutuskan untuk tinggal di Semarang dan pensiun sebagai nakhoda. Wang Ching Hong yang hafal Qur’an dan pandai berbahasa Arab dan Persia, bergabung dengan Sunan Bonang menyebarkan agama Islam di Jawa Tengah, sampai ia wafat dan dimakamkan di tempat yang kemudian berdiri Kelenteng Sam Po Kong di kota Semarang.

Kisah Laksamana Cheng Ho sangatlah panjang. Bukan saja kisah misi muhibah perdamaian yang dijalankannya, tetapi juga kisah IMG_0001intrik politik di Kekaisaran Ming sendiri. Khususnya intrik yang dilakukan Menteri Keuangan Liu Taxia dan Jendral Ma Kwee yang terus-menerus menentang misi pelayaran Cheng Ho. Dalam film serial ini juga dikisahkan beban psikologis yang berat yang dialami Cheng Ho sebagai seorang kasim yang dikebiri. Dia pernah menaruh hati dengan seorang gadis Muslimah bernama Sin Hwa, namun apa daya dia telah menjadi kasim. Namun walaun menderita secara psikologis, dia tetap bersyukur kepada Allah, karena semua itu mengandung hikmah bagi dirinya. Pada episode ke 24 dari film ini – yang selurunya ada 30 episode – dikisahkan dialog antara Cheng Ho dengan Kaisar Yong Le mengenai kebijakan setiap dinasti untuk mengebiri setiap petugas istana itu. Kaisar nampak bingung mengenai tradisi yang telah berlangsung selama 2500 tahun itu dan menunjukkan empati yang dalam atas mereka yang dikebiri. Kaisar menyadari bahwa hal itu bertentangan dengan fitrah manusia, sebagaimana dijelaskan Cheng Ho dengan mengutip ayat-ayat al-Qur’an.

Film serial ini berakhir dengan wafatnya Laksamana Cheng Ho sekembalinya dari menunaikan ibadah umroh di kota suci Mekkah. Cheng Ho wafat di Lautan Hindia di selatan Pulau Sri Lanka pada tahun 1432. Sebelum wafat dia berpesan, agar kalau dia mati, jenazahnya harus ditenggelamkan ke dasar laut sebelum matahari terbenam. Karena sakit Cheng Ho akhirnya wafat dengan tasbih yang jatuh dari tangannya dengan mengucapkan kata La Ilaha illallah. Semua orang menangisi kepergiannya. Hidupnya bagai sebuah legenda. Namun menurut sejarawan China, tak ada anak buah Cheng Ho yang berani membenamkan jenazahnya ke dasar laut seperti permintaannya. Jenazahnya dibawa pulang ke Nanjing dan dia dimakamkan di depan sebuah mesjid dengan sebuah upacara kebesaran militer yang dihadiri oleh Kaisar Ming yang baru yang menggantikan Kaisar Yong Le.

Akhirnya, saya ucapkan selamat menyaksikan film serial versi Bahasa Indonesia yang ditayangkan Metro TV ini, dengan segala kekurangan yang ada…

Wallahu ’alam bissawwab

Cetak artikel Oleh Yusril Ihza Mahendra — August 19th, 2008

maaf

maaf