Minggu, 07 September 2008

Capres Alternatif atau Politik Balas Budi?


Pengamat:

Gus Dur Dukung Yusril

Politik Balas Budi

Tempo Interaktif, Sabtu, 06 September 2008 | 20:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Guru Besar Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga Surabaya, Kacung Marijan, menyatakan dukungan Abdurahman Wahid atau Gus Dur terhadap Yusril Ihza Mahendra bisa diartikan sebagai upaya memunculkan tokoh alternatif. Di sisi lain, dukungan ini juga bisa diartikan sebagai politik balas budi Gus Dur yang tujuh tahun lalu yang didukung Yusril menjadi Presiden.

"Selama ini masyarakat tahunya Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati yang paling kuat sebagai calon presiden, Gus Dur hendak memberikan ruang untuk calon alternatif," kata Kacung yang dihubungi Tempo, Sabtu (6/9). Dukungan ini juga disinyalir Kacung sebagai upaya Gus Dur mengalihkan dukungan masa Partai kebangkitan Bangsa ke Yusril. "Karena Gus Dur sendiri kemungkinan maju sebagai calon presiden kecil," ujar dia.

Hal ini, ia menambahkan, dilatarbelakangi oleh keputusan Mahkamah Agung yang menetapkan kepengurusan Muhaimin Iskandar atau PKB versi Muktamar Ancol sebagai pengurus yang sah dan berhak mengikuti Pemilihan Umum 2009. Adapun PKB versi Abdurrahman Wahid pada posisi yang kalah dalam mendapatkan legitimasi pengelenggara Pemilu dalam hal ini KPU.

"Gus Dur maju sendiri pun secara realitas berat,," ujarnya. Langkah Gus Dur mendukung Yusril, menurut Kacung lagi, memang lebih pada memunculkan Yusril sebagai tokoh alternatif. "Dukungan sesungguhnya seperti apa, semua menunggu hasil pemilihan legislatif," kata dia.

Yusril Ihza sore tadi datang ke Kantor Nahdlatul Ulama di Jalan Kramat Raya, Jakarta. Di sana ia menemui Gus Dur dan berdiskusi sekitar dua jam. Yusril mengaku, setelah menemui Gus Dur, pencarian dukungan akan diteruskan ke Persiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Tidak ada komentar: