Selasa, 13 Januari 2009

Pengamen Jadi Caleg PBB





Pengamen Jalanan Jadi Calon Anggota DPR 

Senin, 12 Januari 2009 - 10:41 wib
Carolina - Okezone



TANGERANG - Bagi anda yang pernah makan di warung kali lima sekitar Tangerang mungkin tak asing lagi dengan wajah Herdy Aswaudi atau dikenal Edi Bonetsky (35). Pria ini adalah pengamen di Kota Tangerang. Mungkin anda salah satu yang pernah bertemu dan menikmati alunan gitarnya saat makan di pinggir jalan.

Namun siapa sangka, ternyata pengamen ini adalah calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat nomor urut lima dari Partai Bulang Bintang, dengan daerah pemilihan Banten. Tentu saja latar belakangnya berbeda dengan latar belakang calon anggota DPR lainnya.

Kebanyakan latar belakang calon anggota DPR adalah pengusaha, politisi, keluarga politisi, aktivis sampai pengacara.

Saat ditemui okezone di rumah saung "Anak Langit" di bantaran Sungai Cisadane, Sabtu 10 Januari kemarin, Edi mengaku bukan keinginannya maju sebagai calon anggota DPR.

Edi mengaku didorong rekan-rekannya dari yayasan Persaudaraan Anak Jalanan Indonesia (Panji). Panji memutuskan harus ada seniman jalanan yang duduk sebagai wakil rakyat di tingkat pusat untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

Namun, dia mengaku masuknya sebagai anggota DPR bukan untuk merubah sistem. "Sangat sulit untuk merubah sistem jika di sekelilingnya tetap didominasi orang-orang muka lama yang tidak pro terhadap masyarakat marjinal," katanya.

Meski begitu dia mengaku akan tetap melangkah untuk memperjuangkan kaum marjinal yang selalu ditindas melalui perda-perda.

Selain didukung Panji, dia juga mengaku banyak didukung musisi-musisi terkenal. Namun, dia tidak mau menyebutkan siapa saja nama musisi tersbeut. Dia hanya menunjukkan SMS dukungan kepada okezone. "(Musisinya) cukup dikenal dan memiliki banyak penggemar," katanya.

Kagumi Kaban

Majunya pengamen jalanan Tangerang Edi Bonetsky (35) menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Bulan Bintang (PBB) menjadi pertanyaan besar. Kok, bisa Partai Islam seperti PBB mau menerima calon anggota DPR dari pengamen?

Padahal partai Islam biasanya melihat penampilan terlebih dahulu dalam menentukan kadernya yang akan maju sebagai calon anggota DPR. Jika dilihat penampilan Edy, sudah pasti dia tidak terpilih.

Hal itupun juga diakui Edi saat ditemui okezone di saung "Anak Langit" di bantaran Sungai Cisadane, Sabtu 10 Januari kemarin.

Namun, menurutnya PBB berbeda dengan partai Islam yang lain yang masih mengedepankan fisik seseorang.

"Penampilan saya yang tidak pernah menjadi persolan bagi partai. Beda dengan beberapa partai Islam lainnya yang melihat dari penampilan dan fisik," ucapnya.

Selain itu, dia mengaku kagum dengan sosok Ketua MPP PBB Yusril Ihza Mahendra dan Ketua Umum PBB Malam Sabat Kaban. Dia melihat keduanya merupakan sosok yang sederhana.

Bahkan, dia menjuluki MS Kaban sebagai bapak anak jalanan Indonesia. Hal ini dikarenakan sikap perhatian Kaban kepada anak jalanan. Dia juga mengaku dekat dengan Kaban.

Namun, dia menolak jika kedekatannya dengan Kaban yang membuatkan mendapatkan nomor urut 5 calon anggota DPR dari Dapil Banten.

Dia mengaku bukan hanya kenal dengan Kaban. Dia juga banyak dengan dengan orang marjinal, mantan napi, dan orang-orang partai lainnya. Bahkan, dia juga mengaku sudah dilamar beberapa partai lain.

"Sepertinya saya lebih cocok dengan PBB. Karena PBB mau menerima saya apa adanya," lanjutnya.

Hasil Ngamen

Maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tentu saja membutuhkan uang yang tidak sedikit. Setidaknya modal yang digunakan untuk membeli media kampanye guna memperkenalkan diri kepada masyarakat.

Hal serupa juga dialami Edi Bonetsky (35), pengamen yang menjadi calon anggota DPR dari Partai Bulan Bintang (PBB) dari daerah pemilihan Banten.

Saat ditemui okezone di rumah singgah anak jalanan "Anak Langit" Sabtu 10 Januari kemarin, Edi buka-bukaan mengenai modalnya maju sebagai calon anggota DPR.

Edi mengaku tidak memiliki uang untuk membuat baliho dan poster-poster seperti yang ditempel dan dipasang calon anggota DPR lain di jalan-jalan. Sehari-hari dia mengumpulkan uang dari hasil mengamen di warung-warung pinggir jalan.

Jika beruntung, dalam sehari Edi bisa mengantongi puluhan ribu hingga seratus ribu rupiah dari hasil mengamen.

Selain itu, Edi juga beruntung memiliki banyak teman yang peduli terhadap dirinya. Untuk kartu nama dan stiker dia dapatkan dari temannya yang bekerja di percetakan.

Begitu juga dengan Baliho, dia mendapatkan bantuan dari teman-temannya yang mau membantu. Untuk pemasangan baliho, dia mengaku dibantu pedagang rokok.

"Jadi jika warung rokoknya buka, maka baliho dipasang. Jika warung ditutup, baliho ditutup dan disimpan di dalam warung," jelasnya.

Gaji Untuk Pengamen

Kondisi masyarakat marjinal seperti pengamen, pengemis, dan gembel yang memperihatinkan merupakan salah satu alasan majunya Herdy Aswaudi alias Edi Bonetsky (35) maju sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Karenanya, Edi yang sudah bertahun-tahun menjadi pengamen di Kota Tangerang ini berjanji akan menyisihkan 50 persen gajinya untuk kaum marjinal seperti pengamen.

Hal tersebut dilontarkan Edi saat ditemui okezone di rumah singgah anak jalanan "Anak Langit" di bantaran Kali Cisadane, Kota Tangerang, Sabtu 10 Januari kemarin.

Bahkan dia mengaku jika dirinya terpilih nanti, pertama kali kerjanya diantarkan oleh orang-orang pinggiran yang selama ini bersamanya. Begitu juga saat pengambilan gaji. Pengambilan gajinya harus diambilkan oleh orang-orang tersebut.

Karenanya, saat ini dia sudah membuat struktur orang-orang yang akan mengawasinya secara pribadi. Hal ini dilakukannya agar dia tidak khilaf jika terpilih menjadi anggota DPR.

"Jika saya khilaf, maka akan ada yang menegur saya nanti," pungkasnya.
(uky)

Tidak ada komentar: