PBB Gresik Emoh 'Beli' Suara Rakyat
Republika, Minggu, 15 Maret 2009 pukul 15:25:00
GRESIK--Apatisme masyarakat terhadap partai politik dan caleg (calon legislatif), meng-inspirasikan DPC Partai Bulan Bintang (PBB) Kabupaten Gresik menggunakan strategi 'Tiga S' (sluman-slumun slamet). Mengoptimalkan pendekatan terhadap konstituen dengan ide-ide dan program untuk Gresik kedepan
"Kita tak ingin banyak bicara, kami juga tidak ingin dikatakan masyarakat sebagai caleg pecundang. Setelah terpilih menjauh, kemudian ditambah dengan tudingan hanya ingin fasilitas dan gaji besar," kata Abdul Abas Ketua DPC PBB Gresik Ahad (15/3)
Apalgi tutur Abas, tidak semua masyarakat Gresik seperti yang dikatakan sebagian besar caleg maupun parpol, kalau tidak dikasih duit akan golput, tidak memilih caleg yang tidak ngasih duit dan sembaako dan lain sebagainya. Tetapi apatisme terhadap parpol maupun caleg memang terjadi karena kesalahan parpol dan celeg-caleg masa lalu
"Setelah terpilih dan duduk di DPR bertingkah, mulai gaya hidup dan perilakunya jauh dari yang diharapkan masyarakat, lalu timbul apatisme" ungkapnya.
Bagaimana dengan 'Cap' Caleg PBB hanya Bondo Dengkul (BD) ? Mantan wartawan Harian Sore Surabaya Post (SP) ini tidak merasa terganggu, karena PBB mengutamakan modal kepercayaan bukan financial. Sebab menurutnya caleg berduit dan yang suka andum (bagi-bagi) sembako sekaligus diselipi amplop belum tentu benar-benar berjuang untuk rakyat.
"Justru jangan-jangan itu (pemberian) dianggap beli, sehingga setelah terpilih meras sudah membeli. Akhirnya rakyat nggak bisa nagih janji-janji kesejahteraan yang ditawarkan," tandasnya
Karenanya tegas dia, caleg PBB menggunakan setrategi pemenanganya menggunakan 'Tiga S', sluman-slumun slamet. Artinya slamat untuk masyarakat Gresik dan selamat program-program dan ide yang pernah dijanjikanya.
"Menjaga ide dan program yang kita tawarkan, bukan pepesan kosong. Saat masyarakat menagih timbul rasa malu, karena kami tidak pernah merasa membeli suara rakyat," cetusnya
Pada bagian lain, mendekati pileg yang akan dihelat 9 April mendatang banyak caleg di Gresik mengerahkan kekuatan massanya sambil bagi-bagi sembako dan kaos bergambar caleg dan partainya. Bahkan tak sedikit caleg yang rela menggadaikan barang berharganya ke kantor Pegadaian.
"Inilah yang menyebabkan korupsi, karena harus menebus barangnya sehingga menjadi gelap mata. Makanya kami tidak akan mengukur baju menggunakan ukuran orang lain," pungkasnya. uki/fif
Minggu, 29 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar