Kamis, 02 April 2009

Yusril: Pemerintahan SBY-JK tak Efektif


Padang Ekspres, Kamis, 02 April 2009

Padang, Padek-- Ketua Majelis Syura Partai Bulan Bintang (PBB) Porf Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH, MSc, berorasi di hadapan belasan ribu kader dan simpatisan partai nomor urut 27 ini di lapangan terbuka stadion H Agus Salim.

Dalam kesempatan itu, Yusril menyatakan komitmen PBB memperjuangkan syariat Islam yang pernah kandas dalam pembahasan di DPR RI. ”Sebagai partai Islam berhaluan kanan, PBB akan melanjutkan perjuangan terwujudnya syariat Islam di Indonesia. Diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Yusril, yang juga mantan Menteri Hukum dan HAM, disambut riuh massa kampanye.

Usai berkampanye, Yusril menyebutkan belum waktunya bagi PBB untuk berkoalisi. Sebab peta kekuatan politik saat ini belum jelas. ”Jika nanti saya mendapatkan suara di atas 10 persen, maka saya akan berkoalisi. Tetapi jika kurang, saya tidak akan koalisi dengan partai manapun,” tuturnya. Jika Pemilu 2004 PBB hanya memperoleh 2,9 juta suara secara nasional, pada Pemilu 2009 menargetkan 3,5 juta suara.

Yusril Pilih Diam

Jika calon presiden sejumlah parpol agresif bermanuver mencari dukungan, Yusril lebih memilih diam. Yusril dan PBB mengaku ekstra berhati-hati membuka keran koalisi dalam Pilpres 2009, termasuk berkoalisi dengan Partai Demokrat (PD). PBB yang mengaku sudah habis-habisan mendukung SBY-JK dalam Pilpres 2004, terakhir merasa ”dikerjai.”

”Kita sudah punya pengalaman dengan SBY. Dulu kita all out membantu dia, di tengah jalan kita ditinggal. Saya babak belur dizalimi, tetapi mereka tidak berbuat apa-apa untuk membantu. Kita tidak mau jatuh dua kali ke lubang yang sama. Kalau mau koalisi, harus hitung-hitung dulu,” terang Yusril Ihza Mahendra dalam diskusi dengan awak redaksi Padang Ekspres, di Carano Room, usai kampanye.

Meski begitu, PBB tetap komit mendukung SBY-JK sampai 2009. ”Itu sudah fatsun politik kita. Jadi, Ka’ban nggak salah bilang mendukung kepresidenan SBY-JK sampai 2009. Kita tidak mau meninggalkan kawan di tengah jalan,” sentilnya.

Diskusi yang dipandu Wapemred Padang Ekspres Montosori ini juga dihadiri Ketua DPP PBB Janzi Sofyan dan Ketua DPW PBB Sumbar Djonimar Boer. Dari Padang Ekspres Group hadir Kadivre Riau Pos Grup Padang St Zaili Asril, Pemred Posmetro Sukri Umar, Pemred Padang Today Abdullah Khusairi, Wapemred Padang Ekspres Nashrian Bahzein dan awak redaksi lainnya.

Meski sudah ditetapkan sebagai capres PBB melalui Mukernas, Yusril mengaku tidak ngotot nyapres. ”Saya tergantung garis tangan saja. Kalau Tuhan menghendaki jadi presiden, pasti jadi presiden. Kalau tidak, ya tidak,” ungkapnya. Namun ia mengaku tetap melakukan komunikasi dengan beberapa tokoh nasional.

Namun, Yusril lebih banyak diam karena tidak ingin menjadi incaran lawan-lawan politik. Ia menengarai ada pihak-pihak tertentu yang ingin membunuh karakter dirinya, seperti dugaan korupsi di Kementerian Kehakiman dan HAM yang dituduhkan terhadap dirinya. ”Susah payah kita bangun citra, tetapi drop lagi karena ada tuduhan-tuduhan baru. Sekarang lebih baik diam. Nanti muncul ke publik, tiba-tiba diperiksa lagi dengan tuduhan baru. Kita lihat saja dulu sesudah pemilu,” ujarnya.

Yusril yang pernah menjadi konseptor pidato tiga orang presiden mulai dari Soeharto, Habibie dan SBY, menyebutkan strategi ”keroyok” SBY yang kini dikembangkan PDIP dan pendekatan koalisi yang hendak dibangun PD dan PKS, dua-duanya belum tentu efektif. Ia juga memastikan koalisi Jawa dengan Jawa bakal gagal dalam Pilpres. Hal tersebut cukup beralasan karena Pilpres 2004 lalu, semua koalisi Jawa rontok saat berhadapan dengan SBY-JK (koalisi Jawa-Luar Jawa).

Dalam diskusi itu, Yusril merasa siap menjadi presiden setelah berpengalaman menjalani tugas-tugas kepresidenan selama tiga periode. ”Yang pasti berbeda dengan Mega atau SBY. Saya sudah tahu persis apa yang harus dilakukan. Presiden tidak boleh menangani hal-hal yang tidak efektif dan Mensesnegnya harus kuat. Kita sudah berpengalaman di situ. Tidak perlu beradaptasi seperti mereka,” tukas konseptor 84 pidato Presiden Soeharto dan 392 pidato Presiden SBY ini.

Yusril sudah menyiapkan beberapa program strategis untuk mengatasi pengangguran.Seperti melakukan penjajakan secara pribadi dengan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi untuk memindahkan industri manufaktur dari Malaysia ke Indonesia. Menurut Yusril, Malaysia sudah saatnya memasuki industri yang berbasis teknologi tinggi. (geb/cr6/rdo/ris)

Tidak ada komentar: